Kenakalan
remaja sering diartikan terjemahan dari juvenile delinquency. Secara
etimologis pengertian juvenile delinquency berasal dari kata juvenile
yang berarti anak, dan delinquency yang berarti kejahatan. Jadi secara
etimologis juvenile delinquency adalah kejahatan anak. Dari berbagai
pengertian tentang kenakalan remaja atau juvenile delinquency dapat
disimpulkan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency memiliki
arti kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja. Dengan demikian
kenakalan remaja merupakan perbuatan yang melanggar hukum yang dapat
dikenai sanksi pidana bagi yang melanggar larangan tersebut. Masa remaja
dikenal dengan masa Strom dan Stress dimana terjadi pergolakan emosi
yang diiringi dengan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan psikis yang
bervariasi. Masa remaja identik dengan lingkungan sosial tempat
berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
secara efektif.
Bila aktifitas-aktifitas yang dijalani di
Sekolah tidak memadai untuk memenuhi gejolak energinya, maka remaja
seringkali meluapkan kelebihan energinya kearah yang tidak positif,
dengan melukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan disebut dengan
kenakalan remaja.
Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja
Bentuk-bentuk kenakalan remaja meliputi:
- Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.
- Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
- Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di fihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat.
- Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka.
- Kenakalan Remaja Non Kriminal, yang mengalami masalah jenis ini cenderung tertarik pada kesenangan-kesenangan yang sifatnya menyendiri, apatis terhadap kegiatan masyarakat atau sekolah. Remaja ini suka mengasingkan diri, menghindarkan diri dari kegiatan yang menumbuhkan kontak dengan orang lain. Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-besarkan kekurangannya sendiri, dengan gejala umum sering menyendiri, melamun, apatis tidak bergairah, sangat mudah tersinggung, sangat mudah panik, sangat mudah bingung sehingga cenderung menjadi peminum, pemabuk, penghisap candu, narkotika, menjadi morfinis dan sebagainya, bahkan tega untuk bunuh diri.
0 komentar:
Posting Komentar